Pondasi Bangunan - Pondasi adalah suatu bagian dari konstrruksi bangunan yang bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas ( upper Structure/ super structure ) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya. Untuk tujuan itu pondasi bangunan harus di perhitungkan dapat menjamin kestabialan bangunan terhadap berat sendiri , beban - beban berguna dan gaya-gaya luar,seperti tekan angin, gempal bumi dan lain-lain, dan tidak boleh terjadi.
Kegagalan fungsi pondasi dapat di sebabkan karena `` base-shear failure`` atau penurunan yang berlebihan, dan sebagai akibatnya dapat timbul kerusakan lain seperti tembok rusak, lantai ubin pecah dan pintu jendela yang sukar di buka.
Agar dapat dihindari kegagalan fungsi pondasi, maka pondasi bangunan harus di letakkan pada lapisan tanah yang cukup keras/padat serta kuat mendukung beban bangunan tanap timbul penurunan yang berlebihan, dan untuk mengetahui letak/kedalaman lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup besar, maka perlu penyelidikan tanah.
Pondasi bangunan biasa dibedakan sebagai pondasi-dangkal ( shallow foundations ) dan pondasi-dalam ( deep foundations ), tergantung dari perbandingan kedalaman pondasi dengan lebar pondasi, dan secara umum di gunakan patokan :
1). Jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah kurang atau sama dengan lebar pondasi
( D < B ) maka di sebut pondasi dangkal.
2). jika kedalaman pondasi dari muka-tanah adalah lebih dari lima kali lebar pondasi ( D > 5B ) maka di sebut pondasi dalam.
Untuk pondasi bangunan rumah tinggal dan gedung bertingkat biasa ( ordinary low-rise buildings ), karena berat bangunan relatif tidak besar, maka biasanya cukup digunakan pondasi dangkal yang disebut pondasi langsung ( spread footing ), yaitu dengan memperlebar bagian bawah dari kolom atau dinding bangunan , sehingga beban bangunan disebarkan ( ``spread`` ) menjadi desakan yang lebih kecil dari pada daya dukung tanah yang di izinkan.
Kedalaman pondasi langsung makain dangkal maka semakin murah dan semakin mudah pelaksanaannya, tetapi ad beberapa faktor yang harus di perhatikan :
1). Dasar pondasi harus terletak dibawah lapisan tanah teratas yang mengandung humus/bahan organik/sisa tumbuh-tumbuhan.
2). Kedalaman tanah urug atau tanah lunak lain.
3). Kedalaman tanah yang di pengaruhi sifat retak-retak atau kembang susut.
4). Kedalaman muka air tanah.
Kegagalan fungsi pondasi dapat di sebabkan karena `` base-shear failure`` atau penurunan yang berlebihan, dan sebagai akibatnya dapat timbul kerusakan lain seperti tembok rusak, lantai ubin pecah dan pintu jendela yang sukar di buka.
Agar dapat dihindari kegagalan fungsi pondasi, maka pondasi bangunan harus di letakkan pada lapisan tanah yang cukup keras/padat serta kuat mendukung beban bangunan tanap timbul penurunan yang berlebihan, dan untuk mengetahui letak/kedalaman lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup besar, maka perlu penyelidikan tanah.
Pondasi bangunan biasa dibedakan sebagai pondasi-dangkal ( shallow foundations ) dan pondasi-dalam ( deep foundations ), tergantung dari perbandingan kedalaman pondasi dengan lebar pondasi, dan secara umum di gunakan patokan :
1). Jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah kurang atau sama dengan lebar pondasi
( D < B ) maka di sebut pondasi dangkal.
2). jika kedalaman pondasi dari muka-tanah adalah lebih dari lima kali lebar pondasi ( D > 5B ) maka di sebut pondasi dalam.
Untuk pondasi bangunan rumah tinggal dan gedung bertingkat biasa ( ordinary low-rise buildings ), karena berat bangunan relatif tidak besar, maka biasanya cukup digunakan pondasi dangkal yang disebut pondasi langsung ( spread footing ), yaitu dengan memperlebar bagian bawah dari kolom atau dinding bangunan , sehingga beban bangunan disebarkan ( ``spread`` ) menjadi desakan yang lebih kecil dari pada daya dukung tanah yang di izinkan.
Kedalaman pondasi langsung makain dangkal maka semakin murah dan semakin mudah pelaksanaannya, tetapi ad beberapa faktor yang harus di perhatikan :
1). Dasar pondasi harus terletak dibawah lapisan tanah teratas yang mengandung humus/bahan organik/sisa tumbuh-tumbuhan.
2). Kedalaman tanah urug atau tanah lunak lain.
3). Kedalaman tanah yang di pengaruhi sifat retak-retak atau kembang susut.
4). Kedalaman muka air tanah.
- Pondasi langsung menurut bentuk konstruksinya, di bagi menjadi empat macam :
Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding , terutama digunakan pada bangunan /rumah tinggal tidak bertingkat, seleruh beban atap/beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan ke tanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah, pondasi menerus dinding setengah bata cukup di letakkan pada kedalaman 60-80 cm.
Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil, digunakan pondasi jalur pelat beton bertulang.
2). Pondasi Telapak
Pondasi telapak yang berdiri sendiri biasa di gunakan untuk menumpu kolom bangunan, tugu/menara, tangki air, pilar jembatan, cerobong asap dan lain konstruksi bangunan sipil.Pondasi kaki gabungan tersendiri dengan bentuk persegi atau bujur sangkar adalah paling ekonomis dan cocok untuk mendukung kolom bangunan yang berdiri sendiri, Tetapi jika jarak antara2 kolom terlalu dekat, maka akan lebih praktis dan lebih baik untuk menggabungkan kedua pondasi kaki masing-masing kolom bangunan.
4). Pondasi Plat
Pondasi plat digunakan pada lapisan tanah lunak yang daya dukungnya kecil atau jika beban bangunan pada kolom bangunan cukup besar, maka bila digunakan pondasi telapak terpisah untuk masing-masing kolom bangunan, jumlah luas dari pondasi-pondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan, sehingga akan lebih praktis untuk menggunakan pondasi plat menyeluruh seluas bangunan.Untuk hitungan plat pondasi, prinsip hitungan sama dengan perhitungan plat atap bangunan, hanya dibalik dengan menganggap tumpuan diatas sedang dari bawah ada beban merata yaitu desakan tanah pad plat pondasi tersebut.
- Pondasi dalam menurut konstruksinya, dibagi menjadi tiga macam :
1). .Pondasi Tiang Pancang
Pondasi berikut ini merupakan pondasi
yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak seperti
Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama
dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang
lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pile.Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
2). Pondasi Bored Pile
adalah pondasi tiang
dalam berbentuk tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam
permukaan tanah.Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti
pancang.Bedanya ada pada cara pengerjaanya.Pengerjaan bored piledimulai dengan pelubangan tanah dahulu sampai kedalaman yang
dibutuhkan,kemudian pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran
beton.
Ada beberapa jenis alat dan metode pengerjaan bor pile namun pada dasarnya sama , diantara nya:
A. Bore Pile Mini Crane
A. Bore Pile Mini Crane
Dengan alat bore pile mesin ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan
diameter 30 cm,40 cm,50 cm ,60 cm hingga 80 cm.Metode bor pile menggunakan
sistem wet boring (bor basah),dibutuhkan air yang cukup untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sehingga sumber air harus diperhatikan jika
menggunakan alat bor pile ini.
B. Bore Pile Gawangan
alat bor pile ini memiliki sistem kerja yang
mirip dengan bor pile mini crane,perbedaan hanya pada desain sasis dan
tiang tempat gearbox,kemudian juga diperlukan tambang pada kanan dan kiri alat
yang dikaitkan ketempat lain agar menjaga keseimbangan alat selama pengeboran.
C. Bore Pile Manual / Strauss Pile
Alat strauss pile ini menggunakan
tenaga manual untuk memutar mata bornya,menggunakan metode bor pile kering (dry
boring).Alat bor pile manual
yang simpel ,ringkas dan mudah dioperasikan serta tidak bising saat
pengerjaan menjadikan cara ini banyak digunakan diberbagai proyek seperti
perumahan ,pabrik ,gudang,pagar dll.kekuranganya terbatasnya pilihan diameter
yakni hanya 20 cm,25 cm ,30 cm dan 40 cm.tentu saja karena ini berhubungan
dengan tenaga penggeraknya yang hanya tenaga manusia.Jadi cara ini kebanyakan
digunakan untuk bangunan yang tidak begitu berat.
3). Pondasi Sumuran
Pondasi ini terbuat dari beton
bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan
di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengandiameter 250 cm, 300
cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaandan penurunan dinding
sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton
pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. !erat beton pada
sumuran memberikan gaya "ertical untukmengatasi gesekan (Friction)antara
tanah dengan beton, dan dengan demikiansumuran dapat turun.
Ijin ngutip buat tugas gan.. :D
BalasHapusmonggo gan, thanks ya gan.
Hapusmantep gan..terimakasih banyak gan,,,ijin buat referesi tugas kuliah gan...hahaah
BalasHapus7 Hal Yang Membuat Kita Jadi Pelupa
Terlalu banyak protein di usia pertengahan 'seburuk merokok'
thanks master
Hapus